Custom Search

Friday, December 26, 2014

Note To Self

Tuhan menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya yang unik. Tidak ada manusia yang identik, bahkan saudara kembar pun.
Mungkinkah Tuhan menginginkan ciptaanNya untuk menjalani jalan hidup yang sama?
Kuyakin tujuan hidupku untuk kembali kepadaNya. Tapi dengan sedemikian banyak perbedaan dan keunikan yang Tuhan berikan kepada tiap ciptaanNya, mungkinkah Dia mau mereka untuk mengikuti jalan yang sama?
Dengan segala kejadian, perasaan, pengalaman tiap manusia yang berbeda yang telah terjadi atas kehendakNya, apakah aku masih sedemikian bodohnya untuk mengingkari perbedaan dan bersikukuh untuk menjalani kesamaan yang semu yang bertentangan dengan keunikan manusia masing-masing? Keunikan dari Yang Maha Agung, Yang Maha Kuasa, Penciptaku.
Mengapa aku tidak mulai bersinkronisasi dengan keunikanku, berusaha memahami Tuhan dari kreasiNya yang terdekat yaitu diriku sendiri. Berusaha mendengarNya lewat kata hatiku yang terdalam.
Semua orang tahu bahwa manusia sudah dibekali oleh akal budi yang menuntun jalannya sesuai dengan kodratnya. Tapi seberapa banyak manusia yang benar-benar menggunakan akal budinya untuk kembali kepadaNya?
Pernahkah aku mempertanyakan suatu hal benar cocok untukku?
Pernahkah aku tidak yakin akan sesuatu karena alasan yang tidak jelas?
Atau malah langsung yakin tanpa mengetahui sesuatu dengan lebih detail?
Bukankah itu sebenarnya adalah akal budiku yang berbicara untuk menyesuaikan diri dengan keunikanku?
Sejatinya jalan hidup memang bukan untuk dipertentangkan karena tiap manusia punya masing-masing. Jika akhirnya tetap dipaksakan untuk sama, bisa jadi malah jadi tersesat dan tidak kunjung sampai ke tujuan mulianya yaitu kembali kepadaNya. Karena kembali kepada Penciptaku maupun mengalami Tuhan dengan nyata seharusnya tidak hanya terjadi setelah kematianku.